Pengertian
Modalitas Dalam Bahasa Indonesia
Modalitas secara umum merupakan
bentuk kalimat yang digunakan untuk mengekspresikan pikiran pembicara terhadap
lawan bicaranya dalam berkomunikasi. Sikap ini dapat berupa pernyataan, kemungkinan, kinginan, atau keizinan.
Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan secara leksikal. Modalitas dalam
bahasa Indonesia dinyatakan dengan kata-kata mungkin, barangkali, sebaiknya,
seharusnya, pasti, boleh, dan ingin.
Contoh :
- Ani kemarin
mungkin pergi ke rumah Adi
- Saya sebaiknya mengerjakan tugas hari ini
- Toni seharusnya hari ini kuliah.
Modalitas dalam Bahasa Indonesia dibagi menjadi
lima, yaitu modalitas intensional, epistemik, deontik, dinamik, dan aletis.
1. Modalitas
Intensional adalah modalitas yang menyatakan keinginan, harapan, permintaan,
atau ajakan. Modalitas ini ditandai dengan unsur leksikal seperti ingin, mau,
tolong, mari, ayo, dan silakan.
2. Modalitas
epistemik adalah modalitas yang menyatakan kemungkinan, kepastian, dan
keharusan. Modalitas ini ditandai dengan unsur leksikal seperti mungkin, bisa
jadi, belum pasti, dan harus.
3. Modalitas
deontik adalah modalitas yang menyatakan keizinan atau keperkenaan. Unsur
penandanya adalah unsur leksikal seperti izin dan perkenaan.
4. Modalitas
Aletis adalah modalitas yang bersangkutan dengan keperluan. Unsur penandanya,
seperti harus.
Pengertian Modalitas Dalam Bahasa Jepang
Menurut Masuoka (Sutedi, 2003: 93)
modalitas merupakan kategori gramatikal yang digunakan pembicara dalam
menyatakan suatu sikap terhadap sesuatu kepada lawan bicaranya,
seperti dengan menginformasikan, menyuruh, melarang, meminta, dan sebagainya
dalam keadaan berkomunikasi.
Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dikatakan bahwa fungsi dari
modalitas adalah sebagai ungkapan untuk menyatakan pandangan subjektif
pembicara terhadap lawan bicara.
Jenis-Jenis Modalitas
Menurut Masuoka (Sutedi, 2003:93) menggolongkan menjadi 10 jenis :
1. Kakugen [確言]
Kokugen yaitu
digunakan untuk menyatakan sesuatu yang dianggap pasti atas keyakinan penutur.
Contoh
:
人間 は 死ぬ もの だ。
Ningen wa shinu mono da.
Manusia TOP mati mahluk KOP.
‘Manusia
adalah mahluk yang akan mati.’
2. Meirei [命令]
Meirei yaitu
modalitas yang digunakan untuk memerintah lawan bicara agar melakukan sesuatu.
Contoh
:
早く 行け!
Hayaku ike
!
Cepak pergi!
‘Cepat
pergi !’
3. Kinshi kyoka [禁止許可]
Kinshi kyouka
yaitu modalitas untuk menyatakan larangan dan ijin untuk melakukan suatu
perbuatan. Untuk menyatakan larangan (kinshi)
digunakan verba bentuk te diikuti wa ikenai atau dame da. Untuk menyatakan ijin menggunakan verba bentuk te + mo ii.
Contoh
:
明日 来なく てもいい です。
Ashita konaku temo ii desu.
Besok tidak datang boleh KOP.
‘Besok
tidak datang juga tidak apa-apa.’
4. Irai [依頼]
Irai
merupakan modalitas yang digunakan untuk menyatakan permohonan kepada orang
lain, agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Untuk menyatakan pernyataan
permohonan digunakan verba bentuk te +
kudasai, kure, kureruka, moraeru ka
dan sebagainya.
Contoh
:
窓 を 閉めて ください。
Mado wo shimete kudasai.
Jendela Acc tutup
(sedang) tolong.
‘Tolong
tutup jendela.’
5. Toui
[当為]
Toui adalah
modalitas yang digunakan untuk menyatakan keharusan atau saran kepada
seseorang. Untuk menyatakan keharusan digunakan verba bentuk kamus + beki, verba bentuk nakerebanaranai, nakutehanaranai, dan sebagainya.
Contoh
:
明日 七時 に 学校 に 来なければならない。
Ashita shichiji
ni gakkou ni konakereba naranai.
Besok jam 7 Dat kampus Dat harus datang.
‘Besok
harus datang ke kampus pukul tujuh.’
6. Ishi Moushide kanyuu
[意思申し出勧誘]
Ishi-moushide-kanyuu,
merupakan modalitas yang digunakan untuk menyatakan maksud melakukan sesuatu,
menawarkan sesuatu, dan mengajak sesuatu kepada orang lain.
Contoh
:
タクシー を 呼びましょうか。
Takushii wo yobimashouka.
Taksi Acc mari panggil.
‘Mari,
saya panggilkan taksi.’
7. Ganbou
[願望]
Ganbou
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan keinginan, baik berupa
perbuatan yang ingin dilakukan sendiri, maupun menginginkan orang lain
melakukan sesuatu perbuatan.
Contoh
:
その 映画 が 見たい。
Sono eiga ga mitai.
Itu film TOP ingin menonton.
‘Saya
ingin menonton film itu.’
8. Gaigen
[概言]
Gaigen
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan dugaan atau suatu kemungkinan
terhadap sesuatu hal, karena pembicara merasa tidak yakin atau menyampaikan
sesuatu berita yang pernah didengarnya. Untuk menyampaikan dugaan, bisa
digunakan: darou, hazu da, mitai da, dan
sebagainya.
Contoh
:
たぶん、 二ださん も 来る だろう。
Tabun, Nida san mo kuru darou.
Mungkin, nyonya Nida juga datang Kop.
‘Mungkin,
Nida juga akan datang.’
9. Setsumei
[説明]
Setsumei yaitu
modalitas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu alasan ketika menjelaskan
sesuatu hal.
Contoh
:
たろうさん は その 時、 入院しています。 つまり、
Tarou san wa sono toki, nyuuin
shite imasu. Tsumari,
Tuan tarou TOP itu waktu, masuk rumah sakit mungkin,
彼 は 車検 を 受けなかった わけ です。
Kare wa shaken wo ukenakatta
wake desu.
Dia TOP ujian Acc tidak mengikuti sebab Kop.
‘Taro
saat ini sedang dirawat di rumah sakit. Dengan kata lain, ia tidak mengikuti ujian.’
10. Hikyou
[比況]
Hikyou
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan perumpamaan antara dua hal atau
lebih yang memiliki kesamaan dalam suatu karakternya. Bentuk yang menyatakan hikyou adalah verba bantu you da dan mitai da.
Contoh
:
この 絵 は 写実的 で、 写真
Kono e wa shajitsuteki
de, shashin
Ini gambar TOP realistis dengan, foto
の ようだ。
No you da.
Gan
seperti.
‘Karena
gambar ini realistis, jadi seperti
foto.’