Budaya populer Jepang sejak tahun 1990-an mendapatkan perhatian besar dari dunia internasional. Bentuk budaya popular Jepang yang mendunia itu antara lain adalah anime, games manga, dan fashion-style, bahkan hingga bahkan makanan Jepang, seperti sushi, sashimi dan lain sebagainya. salah satu komponen budaya populer Jepang yang mendunia itu, yaitu manga.
Budaya pop Jepang mulai berkembang saat jaman Edo , ketika Shogun
menutup Jepang. Pada masa isolasi ini, Jepang dalam kondisi yang relatif
aman, sehingga masyarakat relatif bebas mengembangkan sendiri berbagai
aspek sosial, ekonomi, dan budaya mereka tanpa ada campur tangan pihak
luar. Kelas menengah tumbuh. Ekonomi terus berkembang, seiring dengan
semakin bertumbuhnya kota-kota seperti Edo, Osaka dan lain-lain.
Berbagai macam kesenian yang menjadi cikal-bakal budaya populer Jepang
pun bermunculan. Contohnya adalah karya-karya fiksi populer Ihara
Saikaku. Novel ini adalah menceritakan tentang kehidupan kelas-kelas
pedagang dan samurai. Bisa dibilang ini adalah novel-novel yang sedikit
erotis. Pada masa Edo pula berdirilah distrik Yoshiwara. Distrik ini
bisa dikatakan sebagai tempat lokalisasi. Namun, selain itu ada juga
restoran, dan berbagai macam hal lainnya. Di sinilah kelas-kelas samurai
dan pedagang bisa berbaur untuk menikmati hiburan kabuki, bunraku, dan
lain-lain.
Misalnya, manga punya hubungan yang sangat erat dengan ukiyo-e,
sama-sama sebagai media gambar. Lihat contoh komik Gundam, salah satu
icon komik Jepang yang sangat digemari. Juga ada hello kity,
salah satu ikon pop culture Jepang, yang setiap tahun meraup keuntungan
dari berbagai bentuk. Produk Hello Kitty setiap tahun meluarkan
berbagai macam jenis produk mulai dari tempat makan anak-anak, handphone
bahkan hingga mobil. Icon lain yang sedang sangat diminati oleh remaja
seluruh dunia adalah harajuku style, yang sangat terkenal di dalam dan
luar Jepang.
Budaya popular Jepang terkenal di seluruh dunia. Mereka mulai merambah
ke luar Jepang. Misalnya di Amerika sendiri, ada salah satu majalah
manga yang sangat popular di Jepang, shining gum dan shojo bin,
diterbitkan di Amerika. Kemudian, Spirited Away- nya Hayao Miyazaki
memenangkan Oscar di amerika pada tahun 2003 sebagai film animasi
terbaik.
Dari semua budaya popular Jepang itu, Manga sebagai salah satu budaya
popular yang bisa merepresentasikan kehidupan masyarakat Jepang.
Manga itu biasanya diterbitkan dalam dua format, yaitu untuk anak laki-laki dan perempuan, dan dalam bentuk buku atau tankobon.
Majalah manga berisikan cerita-cerita dari beberapa artis manga, yang
dikumpulkan, sehingga bila cukup populer bisa dikumpulkan jadi satu buku
tankobon itu.
Menurut sejarahnya, manga bisa ditelusuri sejak abad 12. Sejak abad
tersebut, masyarakat Jepang sudah sangat akrab dengan medium cerita yang
menggunakan gambar. Manga sekarang ini yang menjadi pelopornya adalah
Osamu Tezuka. Beliau membuat manga yang bukan hanya untuk anak-anak saja
tapi juga untuk orang-orang dewasa. Manga sejak saat itu dibaca dari
anak kecil hingga orang dewasa. Semua manga itu memiliki target pembaca
yan luas. Makanya manga itu sangat digemari, dan sangat dekat dengan
kehidupan masyarakat Jepang. Manga juga mudah didapat di mana-mana. Di
kafe, di stasiun, di pingir jalan, dan lain-lain. Manga dalam masyarakat
Jepang menimbulkan fenomena2 sosial seperti otaku, doujinshi, comic
market, dan cosplay.
Otaku adalah seseorang yang sangat menggilai sesuatu. Objek kegilaan mereka adalah seperti manga, anime, games, pc dan segala macam.
Salah satu jenis otaku adalah manga otaku, yaitu orang-orang yang sangat
gemar dengan manga dan punya hobi menggambar. Mereka menciptakan manga
sendiri dan mereka jual sendiri. Mereka membuat manga yang terkenal di
pasaran, mereka gambar ulang sesuai dengan keinginan mereka sendiri.
Jadi mereka meniru gambarnya dan kemudian mengganti cerita serta
topiknya sesuai dengan apa yang mereka mau (doujinshi).
Doujinshi juga dijual di komik market (comiket). Selain itu di comiket
sering juga diselenggarakan cosplay, yaitu orang2 yang senang berdandan
dengan menggunakan kostum2 yang biasanya ditiru dari anime.
Budaya manga sangat terkenal di Jepang maupun dunia internasional.
Budaya ini juga merasuki kehidupan masyarakat Jepang, dari kecil hingga
dewasa dan berkembang menjadi berbagai fenomena social popular seperti
cosplay dan otaku.
Cosplay
Laporan The Economist tahun 2000 sudah menyebutkan Jepang sebagai pusat
budaya pop kaum muda, dan pengaruhnya bukan hanya di Asia tapi juga
sampai di amerika. Indonesia mendapatkan imbas yang besar, kita melihat
bagaimana pengaruh ini sampai ketingkat anak2 bukan hanya mahasiswa.
Lihat saja stasiun tv Space Toon. Kalau diperhatikan dari pagi hingga
jam 12 malam, semua film di situ adalah film anak-anak dan sembilan
puluh persen adalah film Jepang.
Kita menyaksikan bahwa misalnya di film-film seperti Doraemon ataupun
shinchan itu kan penuh dengan adegan-adegann kekerasan, dan kenakalan
yang kelihatannya nilai-nilai semacam itu bukan hanya di Indonesia , di
Jepang pun tidak cocok.
Kalau kita melihat budaya popular Jepang dari perspektif media massa
dengan pendekatan yang kuantitatif, kita akan merasa pengaruhnya besar.
Kalau kita ke Bandung , di beberapa pusat gaul Ciwalk misalnya, kita
bisa melihat para cosplayer secara bebas. Kemudian ada juga pusat-pusat
yang menjual aksesori Jepang sekaligus menyediakan pakaian2 yang bisa
ditiru dari tokoh-tokoh manga/anime. Toko-toko itu ada banyak dan cukup
besar. Di toko-toko itulah berkumpul para pemain dan keberadaan mereka
menimbulkan pertanyaan tentang konsep diri mereka. Apakah ada
nilai-nilai Jepang yang tertanam pada diri mereka atau tidak?
Cosplay ternyata terdiri dari berbagai aliran, tidak hanya satu aliran. Jenis-jenis cosplay adalah:
- Cosplay J-star: meniru tokoh-tokoh idola Jepang.
- Cosplay anime: meniru tokoh-tokoh anime.
- Crossplay: laki2 yang memakai pakaian perempuan dan perempuan yang memakai pakaian laki2.
- Cosplay manga
- Cosplay ganguro, ini adalah cosplay yang meniru gaya-gaya bintang pop
- Cosplay tokusatsu, adalah cosplay yang meniru tokoh-tokoh superhero Jepang.
Karakteristik umum anggota cosplay party adalah : cuek, narsis, percaya
diri, berani berinovasi, nrimo, keras kepala, menerima diri apa adanya,
dan tidak suka dikekang. Mereka yakin dengan kemampuan mereka, tidak
pernah mencemaskan sesuatu secara berlebihan, karena cuek, sangat
percaya diri, merasa tidak gagal karena sudah berusaha, sadar kalau
mereka unik dan berbeda-beda.
Ada berbagai alasan mengapa mereka mengikuti trend cosplay. Ada yang
ingin tampil semirip mungkin dengan tokoh yang dia perankan/diidolakan.
Ada yang ingin tampil seolah sebagai selebriti penting. Ada yang hanya
ingin difoto oleh orang-orang. Ada yang memang ketika bertemu dengan
komunitas cosplay mereka merasa in-tune dengan komunitas itu, merasa
cocok. Saat ini di Jepang, kostum cosplayer tidak hanya berasal dari
manga/anime, namun ada juga kostum yang dibuat sendiri oleh para
pelakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar