anda pengunjung ke-

Jumat, 27 April 2012

Aliran Naturalisme


Aliran Naturalisme mengangkat kelemahan-kelemahan, bagian-bagian yag sulit untuk dilihat, diamati dan dianalisis dengan apa adanya tanpa ada yang disembunyikan. Dengan kata lain, naturalisme (shinzenshugi) mengacu pada kesusastraan yang menuntut realitas dengan sungguh-sungguh dan sering disebut dengan kagakuteki shakai shosetsu (novel kemasyarakatan yang bersifat alami). Naturalisme merupakan pemikiran kesusastraan yang seksama dari aliran realisme moderrn (Kindai shajitsushugi). Pola pemikiran ini di negara Jepang meningkat pada karya Tsubouchi Shooyo yaitu Shinsetsu Shinzui, tetapi yang mempunyai pengaruh besar terhadap sastrawan Jepang adalah naturalisme Perancis. Naturalisme dalam kesusastraan Jepang tumbuh sebagai akibat dari pengaruh pengarang Perancis aliran Naturalis bernama Emile Zola. Pengaruh Zola ini cepat dikenal dengan munculnya sebuah buku yang berjudul Ishibigaku. Buku berjudul Ishibigaku berisikan tentang naturalis estetik.
Aliran naturalisme mengalami perkembangan dalam majalah terbitan Waseda yang berjudul Kiseki. Aliran naturalisme yang dipakai sedikit berbeda pada umumnya yaitu gaya yang melukiskan sesuatu yang tersembunyi yang berhubungan dengan unsur psikologis seseorang. Aliran ini muncul pada akhir abad ke-19 akibat pengaruh dari kesusastraan Rusia.  Penulis aliran naturalisme tersebut antara lain Hirotsu Kazuo, Tanizaki Siji, Kasai Zenzoo, Sooma Taizoo, bernaung dalam Waseda Bungaku.
Seiring perkembangannya, aliran naturalisme mulai mengalami pertentangan karena umumnya aliran naturalisme banyak membeberkan bagian yang buruk dari kehidupan manusia secara terang – terangan maka muncullah sejenis kesusastraan yang menggambarkan segi keindahan. Kesusastraan tersebut yaitu kesusastraan intelektual dan moral, serta aliran Shirakaba.
A.      Tokoh-tokoh dan karya aliran naturalisme
Tokoh
Karya
Shimazaki Tooson
Hakai, Haru, Ie, Shinse, Nobijitaku, dan Arashi.
Tayama Katai
Futon dan Inaka Kyooshi
Masume Hakuchoo
Doko e, Doro Ningyoo, dan Irei no Hotori
Takuda Shuusei
Arajiyotai, Ashi Ato, Kabi, Tadare, dan Arakure
Mayama Seika
Minami Koizumi Mura
Iwano Hoomei
Tandeki dan Hooroo
Nagai Kafuu
Amerika Monogatari, Furansu Monogatari, Sumidagawa, Ude Kurabe, Okameza, Mita Bungaku, dan Subaru.
Tanizaki Junichiro
Shisei dan Chijin no Ai
Satoo Haruo
Denen no Yuutsu dan Tokai no Yuutsu

Pelopor-pelopor aliran naturalisme, diantaranya :
1.    Shimazaki Tooson
Shimazaki Tooson merupakan salah satu tokoh yang diakui sebagai pelopor kesusastraan modern Jepang (Nihon Kindai Bungaku). Shimazaki Tosoon berawal dari tokoh yang membuka jalan kesusastraan realisme Jepang (Nihon Sajitsushugi Bungaku), dan kemudian disebut dengan kesusastraan naturalisme (Shinzenshugi Bungaku). Tooson adalah seorang sastrawan yang mampu dan memahami dan menghargai aliran naturalisme dan gagasan-gagasan para filsuf Barat secara mendalam sehingga dalam karya-karyanya Tooson berani melangkah keluar dari pola pikir Jepang yang menganggap bahwa alam semesta, manusia, dewa-dewa itu masing-masing merupakan bagian dari keseluruhan.
Shimazaki Tooson memulai karirnya sebagai penyair yang memperkenalkan karya karyanya melalui media kesusastraan bernama Bungakukai, selain itu novel Hakai (melanggar petuah) yang telah merubah dirinya menjadi penulis novel. Novel pertamanya Hakai (melanggar petuah) diterbitkan pada tahun 1906. Novel tersebut merupakan novel bergaya naturalisme pertama di Jepang karena dianggap sebagai peristiwa penting dalam realisme Jepang. Hakai melukiskan tentang rahasia pribadi manusia modern yang mengalami kehidupan yang resah karena harus menyembunyikan rahasia tetapi berakhir dengan bentuk pengakuan pelakunya. Hakai adalah novel yang mengangkat pembebasan akhir Burakumin. Novel keduanya, Haru diterbitkan pada tahun 1908. Haru merupakan sebuah cerita otobiografi sentimental yang penuh dengan kebahagiaan saat bersama dengan kelompok penulis Bungakukai. 
Novel Ie pada tahun 1910  (Meiji 43) dimuat dalam Yomiuri shinbun dan pada tahun 1911 (Meiji 44) telah diterbitkan menjadi dua jilid (joge). Novel Ie ini mengangkat cerita tentang kehidupan keluarga Shimazaki Tooson 1889 sampai 1910, menceritakan tentang dua Ie klasik yaitu Ie Koizumi dan Ie Hashimoto. Hubungan kedua Ie ini terjalin ketika kedua anak mereka yaitu Otane (anak perempuan dari keluarga Koizumi) menikah dengan Tatsuo (anak laki-laki dari keluarga Hashimoto). Kedua  Ie tersebut mengalami kemerosotan dan akhirnya hancur berantakan dalam menghadapi perubahan zaman menuju kehidupan modern Jepang (Nihon Kindai shakai).
Dalam novel ini terlihat Shimazaki Tooson menentang pranata-pranata yang terdapat dalam sistem kekerabatan Ie karena menurut Tooson pranata-pranata tersebut hanya dapat mengekang gerak-gerak individu anggota Ie dan dapat menimbulkan moral amae. Amae adalah suatu kosa kata dalam bahasa Jepang yang mengungkapkan suatu gejala pisikologis yang pada dasarnya dimiliki oleh setiap manusia pada umumnya tetapi di Jepang menjadi khas karena didukung oleh masyarakatnya. Amae ditekankan pada sifat manja atau ketergantungan terhadap orang lain. Perilaku amae ini ditampikan dalam novel Ie yaitu pada tokoh Otane (istri Tatsua), Okura (istri Minoru) dan Toyose (istri Shota) yang hidupnya selalu bergantung pada kerabat lainnya. Penolakan terhadap sistem kekerabatan Ie merupakan pemandangan atau pemikiran Toosan sebagai sastrawan naturalisme yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, menekankan kesadaran individu, yang kemudian menentang sistem feodal yang nyata-nyata membatasi gerak kreativitas individu.
Sebagai seorang sastrawan naturalisme, ia mengukapkan penolakan ini sesuai dengan pengamatan dan pengalaman sendiri. Melalui novel Ie, Shimasaki Toosan berpendapat bahwa sistem kekerabatan Ie tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman yang dialami oleh Jepang yang menuju negara industri sejak zaman Meiji, yang sekaligus menuntut adanya kebebasan individu secara modern.
Dampak negatif sistem Ie antara lain:
·         Kebebasan individu yang terikat dalam sebuah keluarga besar dan sistem tradisional yang dianut mengharuskan orang-orang dalam lingkup keluarga menomorduakan urusan dan keinginan pribadi demi kepentingan keluarga dan sistem.
·         Bagi wanita yang masuk dalam keluarga bersistem Ie  tidak memiliki kemungkinan menjadi wanita mandiri karena tidak ada keharusan yang patuh diikutinya selain berada dibawah sistem Ie yang menuntut kesiapannya masuk dalam sistem dibawah bayang-bayang pemimpin ataupun suami
·         Memegang kekuasaan tertinggi sebagai Kachou dalam keluarga bersistem Ie mengharuskannya menjadi pribadi yang militer agar dapat bertanggung jawab untuk memimpin, menjaga, melindungi keluarga besar dan leluhur keluarga.

download selengkapnya :

http://www.ziddu.com/download/19247488/naturalismeAutosaved.docx.html

1 komentar:

  1. Blog yang menarik, mengingatkan saya akan Emile Zola, membahas salah satu tulisan Emile yang kontroversial adalah novel “Lourdes” mengenai konflik antara agama dan naturalisme yang dipanggungkan di lokasi ziarah terkenal Lourdes, Perancis.
    Saya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka blog di http://stenote-berkata.blogspot.com/2020/02/wawancara-dengan-emile.html

    BalasHapus

Cari Blog Ini