Aliran Naturalisme mengangkat
kelemahan-kelemahan, bagian-bagian yag sulit untuk dilihat, diamati dan dianalisis
dengan apa adanya tanpa ada yang disembunyikan. Dengan kata lain, naturalisme (shinzenshugi) mengacu pada kesusastraan
yang menuntut realitas dengan sungguh-sungguh dan sering disebut dengan kagakuteki shakai shosetsu (novel
kemasyarakatan yang bersifat alami). Naturalisme
merupakan pemikiran kesusastraan yang seksama dari aliran realisme moderrn (Kindai shajitsushugi). Pola pemikiran
ini di negara Jepang meningkat pada karya Tsubouchi Shooyo yaitu Shinsetsu Shinzui, tetapi yang mempunyai
pengaruh besar terhadap sastrawan Jepang adalah naturalisme Perancis. Naturalisme
dalam kesusastraan Jepang tumbuh sebagai akibat dari pengaruh pengarang
Perancis aliran Naturalis bernama Emile Zola. Pengaruh Zola ini cepat dikenal
dengan munculnya sebuah buku yang berjudul Ishibigaku. Buku berjudul Ishibigaku berisikan
tentang naturalis estetik.
Aliran naturalisme mengalami
perkembangan dalam majalah terbitan Waseda
yang berjudul Kiseki. Aliran naturalisme yang dipakai sedikit
berbeda pada umumnya yaitu gaya yang melukiskan sesuatu yang tersembunyi yang
berhubungan dengan unsur psikologis seseorang. Aliran ini muncul pada akhir
abad ke-19 akibat pengaruh dari kesusastraan Rusia. Penulis aliran naturalisme tersebut antara
lain Hirotsu Kazuo, Tanizaki Siji, Kasai Zenzoo, Sooma Taizoo, bernaung
dalam Waseda Bungaku.
Seiring perkembangannya, aliran
naturalisme mulai mengalami pertentangan karena umumnya aliran naturalisme
banyak membeberkan bagian yang buruk dari kehidupan manusia secara terang –
terangan maka muncullah sejenis kesusastraan yang menggambarkan segi keindahan.
Kesusastraan tersebut yaitu kesusastraan intelektual dan moral, serta aliran Shirakaba.
A. Tokoh-tokoh dan karya aliran
naturalisme
Tokoh
|
Karya
|
Shimazaki Tooson
|
Hakai,
Haru, Ie, Shinse, Nobijitaku, dan Arashi.
|
Tayama Katai
|
Futon
dan Inaka Kyooshi
|
Masume Hakuchoo
|
Doko
e, Doro Ningyoo, dan
Irei no Hotori
|
Takuda Shuusei
|
Arajiyotai,
Ashi Ato, Kabi, Tadare, dan Arakure
|
Mayama Seika
|
Minami
Koizumi Mura
|
Iwano Hoomei
|
Tandeki
dan Hooroo
|
Nagai Kafuu
|
Amerika
Monogatari, Furansu Monogatari, Sumidagawa, Ude Kurabe, Okameza, Mita
Bungaku, dan Subaru.
|
Tanizaki Junichiro
|
Shisei
dan Chijin no Ai
|
Satoo Haruo
|
Denen
no Yuutsu dan
Tokai no Yuutsu
|
Pelopor-pelopor aliran naturalisme, diantaranya :
1. Shimazaki
Tooson
Shimazaki Tooson merupakan salah satu tokoh yang diakui sebagai
pelopor kesusastraan modern Jepang (Nihon
Kindai Bungaku). Shimazaki Tosoon berawal dari tokoh yang membuka jalan kesusastraan
realisme Jepang (Nihon Sajitsushugi Bungaku),
dan kemudian disebut dengan kesusastraan naturalisme (Shinzenshugi Bungaku). Tooson adalah seorang sastrawan yang mampu dan memahami dan
menghargai aliran naturalisme dan gagasan-gagasan para filsuf Barat secara
mendalam sehingga dalam karya-karyanya Tooson berani melangkah keluar dari pola
pikir Jepang yang menganggap bahwa alam semesta, manusia, dewa-dewa itu
masing-masing merupakan bagian dari keseluruhan.
Shimazaki
Tooson memulai karirnya sebagai penyair yang memperkenalkan karya karyanya
melalui media kesusastraan bernama Bungakukai,
selain itu novel Hakai (melanggar
petuah) yang telah merubah dirinya menjadi penulis novel. Novel pertamanya Hakai (melanggar petuah) diterbitkan
pada tahun 1906. Novel tersebut merupakan novel bergaya naturalisme pertama di
Jepang karena dianggap sebagai peristiwa penting dalam realisme Jepang. Hakai melukiskan tentang rahasia pribadi
manusia modern yang mengalami kehidupan yang resah karena harus menyembunyikan
rahasia tetapi berakhir dengan bentuk pengakuan pelakunya. Hakai adalah novel yang mengangkat pembebasan akhir Burakumin. Novel keduanya, Haru diterbitkan pada tahun 1908. Haru merupakan sebuah cerita otobiografi
sentimental yang penuh dengan kebahagiaan saat bersama dengan kelompok penulis Bungakukai.
Novel Ie pada tahun 1910 (Meiji 43) dimuat dalam Yomiuri shinbun dan pada tahun 1911 (Meiji 44) telah diterbitkan
menjadi dua jilid (joge). Novel Ie ini mengangkat cerita tentang
kehidupan keluarga Shimazaki Tooson 1889 sampai 1910, menceritakan tentang dua Ie klasik yaitu Ie Koizumi dan Ie
Hashimoto. Hubungan kedua Ie ini
terjalin ketika kedua anak mereka yaitu Otane (anak perempuan dari keluarga Koizumi)
menikah dengan Tatsuo (anak laki-laki dari keluarga Hashimoto). Kedua Ie tersebut
mengalami kemerosotan dan akhirnya hancur berantakan dalam menghadapi perubahan
zaman menuju kehidupan modern Jepang (Nihon
Kindai shakai).
Dalam
novel ini terlihat Shimazaki Tooson menentang pranata-pranata yang terdapat
dalam sistem kekerabatan Ie karena
menurut Tooson pranata-pranata tersebut hanya dapat mengekang gerak-gerak
individu anggota Ie dan dapat
menimbulkan moral amae. Amae adalah suatu kosa kata dalam bahasa
Jepang yang mengungkapkan suatu gejala pisikologis yang pada dasarnya dimiliki
oleh setiap manusia pada umumnya tetapi di Jepang menjadi khas karena didukung
oleh masyarakatnya. Amae ditekankan
pada sifat manja atau ketergantungan terhadap orang lain. Perilaku amae ini ditampikan dalam novel Ie yaitu pada tokoh Otane (istri
Tatsua), Okura (istri Minoru) dan Toyose (istri Shota) yang hidupnya selalu
bergantung pada kerabat lainnya. Penolakan terhadap sistem kekerabatan Ie merupakan pemandangan atau pemikiran
Toosan sebagai sastrawan naturalisme yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, menekankan kesadaran individu, yang kemudian menentang sistem
feodal yang nyata-nyata membatasi gerak kreativitas individu.
Sebagai
seorang sastrawan naturalisme, ia mengukapkan penolakan ini sesuai dengan
pengamatan dan pengalaman sendiri. Melalui novel Ie, Shimasaki Toosan berpendapat bahwa sistem kekerabatan Ie tidak lagi sesuai dengan perkembangan
zaman yang dialami oleh Jepang yang menuju negara industri sejak zaman Meiji,
yang sekaligus menuntut adanya kebebasan individu secara modern.
Dampak negatif
sistem Ie antara lain:
·
Kebebasan individu
yang terikat dalam sebuah keluarga besar dan sistem tradisional yang dianut mengharuskan
orang-orang dalam lingkup keluarga menomorduakan urusan dan keinginan pribadi
demi kepentingan keluarga dan sistem.
·
Bagi wanita yang masuk
dalam keluarga bersistem Ie tidak
memiliki kemungkinan menjadi wanita mandiri karena tidak ada keharusan yang
patuh diikutinya selain berada dibawah sistem Ie yang menuntut
kesiapannya masuk dalam sistem dibawah bayang-bayang pemimpin ataupun suami
·
Memegang kekuasaan
tertinggi sebagai Kachou dalam
keluarga bersistem Ie mengharuskannya menjadi pribadi yang militer agar
dapat bertanggung jawab untuk memimpin, menjaga, melindungi keluarga besar dan
leluhur keluarga.
download selengkapnya :
http://www.ziddu.com/download/19247488/naturalismeAutosaved.docx.html
http://www.ziddu.com/download/19247488/naturalismeAutosaved.docx.html
Blog yang menarik, mengingatkan saya akan Emile Zola, membahas salah satu tulisan Emile yang kontroversial adalah novel “Lourdes” mengenai konflik antara agama dan naturalisme yang dipanggungkan di lokasi ziarah terkenal Lourdes, Perancis.
BalasHapusSaya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka blog di http://stenote-berkata.blogspot.com/2020/02/wawancara-dengan-emile.html