anda pengunjung ke-

Jumat, 02 Desember 2011

Masalah dalam kehidupan Jepang

ada beberapa masalah dalam masyarakat Jepang yang perlu kita ketahui....


  • Furiitaa (Freeteer)
Furiita adalah suatu istilah yng diambil dari singkatan Freelance yang artinya paruh waktu  dan Arbeiter yang artinya pekerja. menurut Departemen Tenaga Kerja Jepang, furiitaa adalah mereka yang berumur 15-34 tahun, bukan ibu rumah tangga , tidak memilki tenaga kerja tetap, lebih senang menjalani pekerjaan paruh waktu dan berpindah-pindah kerja.
furiitaa biasanya orang-orang yang bekerja di toko" , restoran cepat saji dan sebagaiya, selain itu juga bekerja sebagai sales, tukang kebun dan lain sebagainya. 
faktor penyebab Furiitaa:
  1. gaya hidup, yaitu gaya hidup pemalas, suka berfoya-foya dan hanya fokus erhadap kesenangan.
  2. kurangnya kebebasan atau sistem kerja yang terlalu mengikat dalam perusahaan. dan beberapa kaum muda lebih memilih keluara dari pekerjaan tetap untuk lbih memilih menjadi furiitaa agar bisa menikmati kebebasan dalam hidup.
Dampak dari adanya Furiitaa:
  1. menjadi parasito shinguru (parasit single) dalam keluarga. karena seorang furiitaa mnjadi tergantung pada orang tua.
  2. banyaknya pemuda yang Bakon (telat menikah) karena seorang furiitaa khususnya laki" lebih memilih tidak menikah, karena merasa untuk membiayai hidup keluarganya nanti tidak bisa.
  3. semakin menurunnya tingkat kelahiran.
  4. semakin berkurangnya uang jaminan sosial dan mengancam hilangnya sistem pensiun.
  5. memudarnya nilai" tradisional Jepang, seperti pekerja keras.
Macam" tipe seorang Furiitaa:
  1. Pengejar Mimpi; yaitu generasi muda yang memilih mengejar mimpi atau mengerjakan kegemaran mereka , misalnya menggambar manga, tapi tidak pernah sukses.
  2. Tipe Hiatus ; generasi muda yang masih kebingungan dalam menentukan apa karir yang mereka inginkan.
  3. Tipe tidak punya pilihan.
Selain itu di manga" kita sering melihat tokoh manga yang berkarakter yang hanya melakukan pekerjaan di rumah dan tidak pernah keluar kamar. Ternyata di dalam kehidupan Jepang yang nyata itu juga ada kasusnya, itu disebut dengan NEET.
  • NEET
NEET adalah singkatan dari Not Employment, Education, or Training yang artinya orang" yang tidak sedang bersekolah bekerja aau ikut pelatihan, serta tidak menikah. Di Jepang para NEET dikenal senagai mugyousha(orang" pengangguran). di negara Jepang anehnya para NEET ini berada dikalangan mapan. 
NEET dapat dikategorikan menjadi 4:
  1. Yankee kata (tipe parasit) 
  2. Hikkimori kata ( tipe penyendiri dan tidak bersosial dengan masyarakat) , tipe ini biasanya anak muda yang lebih suka di kamar dan hidup hanya dalam internet untuk bermain. kalau dia sudah meras jenuh dan bosan biasanya dia melakukan putus asa dan melakukan Harakiri. "tipe ini aku pernah liat di manga".
  3. Tachisukumu kata ( tipe ragu") tipe anak muda yang sudahllulus perguruan tinggi, tapi masih bingung memutuskan masa depannya.
  4. Tsumazuki kata ( tipe trauma akan kegagalan ) tipe yang setiap mencari pekerjaan mendapatkan kegagalan dan tidak bisa bersaing.
  •  Bankonka
Kata (bankon) 晩婚yang terdiri dari dua buah kanji yaitu kanji (ban) yang berarti malam dan  kanji (kon) yang berarti ikatan/pernikahan dapat diartikan yaitu menikah malam dan bankonka (晩婚化) memiliki pengertian gejala pernikahan pada usia yang lebih lanjut atau gejala pernikahan yang terlambat, karena kemandirian dan mereka lebih memilih untuk menunda pernikahan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bankonka
  • Wanita jepang menganut semboyan Sankou (三高) yang merupakan 3 kriteria laki-laki ideal menurut wanita Jepang dalam memilih pasangan hidup, yaitu :
Tinggi pendapatan (kyuuryou ga takai / 給料が高い)
Tinggi pendidikan (gakureki ga takai / 学歴が高い)
Memiliki postur tubuh yang tinggi (sei ga takai / せいが高い)
  • Wanita maupun pria Jepang lebih suka mempertahankan masa lajangnya, karena mereka memiliki pemikiran apabila mereka lajang maka mereka memiliki suatu kebebasan yang tidak terbatas.
  • Banyak wanita Jepang yang lebih memilih menjadi wanita karir daripada menikah yang kemudian menjadi ibu rumah tangga dan memiliki kewajiban untuk mengurus anak, suami, dan mertuanya. Bagi wanita yang berorientasi pada karir pernikahan dianggap penghalang untuk mencapai tujuan professional mereka, karena apabila mereka menikah maka mereka harus mengorbankan keinginan pribadi mereka untuk kepentingan keluarga.
  • Faktor kemandirian dalam keuangan yang menyebabkan wanita Jepang terbiasa hidup sendiri sehingga semakin banyak wanita yang merasa jauh lebih baik kehidupannya tanpa menikah, hal inilah yang semakin mempersulit dalam menemukan pasangan hidup.
  • Adanya free seks atau seks bebas mendukung remaja Jepang untuk melakukan hubungan seks tanpa harus menikah, sehingga pernikahan dianggap tidak lagi suci dan berarti bagi mereka, justru mereka berfikir dengan menikah mereka akan menaggung beban dan tanggung jawab yang sangat besar.
  •   Pembagian peran gender yang tidak seimbang.
Dampak Bankonka
Bankonka memiliki beberapa dampak yaitu:
  • Menunda usia pernikahan pada pria dan wanita akan membuat pemanbahan umur yang mengakibatkan produktivitas untuk menghasilkan keturunan berkurang. Kemudian  wanita yang hamil pada usia tua akan memiliki resiko yang cukup besar daripada wanita yang hamil pada usia produktiv.
  • Pasangan telat menikah ketika memiliki seorang anak yang kemudian beranjak remaja, akan berada dimasa pensiun. Sehingga financial keluarga tidak dapat dipenuhi dengan baik.
  • Banyaknya fenomena pasangan yang tinggal bersama tanpa status. Sehingga mereka yang melakukan hal tersebut akan mengalami tekanan psikologis akibat pandangan orang-orang sekitar mereka.
  • Grafik kelahiran anak di Jepang menurun, karena banyak wanita dan pria yang menunda usia pernikahan (shoushika) dan menyeababkan timbulnya korekashakai yaitu bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia serta menurunnya angka kelahiran sehinga berkurangnya prosentase penduduk produktif.
  • Wanita Jepang menjadi mandiri karena tidak tergantung pada penghasilan suaminya.
  • Wanita yang telat menikah maupun yang tidak menikah akan menjadi parasit dalam keluarganya (pasarit single).
  • Akan menyebabkan penundaan untuk memiliki anak (bansanka).
  • Menyebabkan kemunduruan ekonomi Jepang dikemudian hari. 
sumber; papers Novi, Ika, Rini

  • Koreika Shakai

Jepang adalah negara dengan harapan hidup terpanjang di dunia sekarang ini. tetapi di lain hal, dengan tingkat kelahiran yang semakin menurun dari tahun ketahun, jepang berlanjut menjadi Koreika Shakai. Koreika Shakai adalah peningkatan jumlah peduduk beusia lanjut pada negara jepang.

Penyebab timbulnya Koreika Shakai:
  1. Shoshika shakai yaitu kekurangan generasi muda atau lebih tepatnya menurun tingkat kelahiran bayi pertahun yang merupakan generasi muda mendatang  yang akan membangun bangsa.
  2. Bankouka
  3. pergeseran budaya uchi dan ie akibat gaya urbanisasi di kota.
  4. Tingkat pereraian yang tinggi.
  5. Maraknya hubungan tanpa ikatan pernikahan.
  6. Mahalnya biaya memiliki anak. 
sumber: papers ety, sarah, riha.

  • Harakiri
Harakiri adalah salah satu fenomena kehidupan realisme masyarakat Jepang yang masih terasa sampai sekarang. Harakiri adalah suatu tindakan atau perbuatan bunuh diri sebagai ekspresi atau luapan perasaan orang jepang yang dilakukn dengan cara menusuk, merobek dan mengeluarkan isi perutnya. istilah lain harakiri adalah seppuku.Harakiri ini juga mupakan suatu budaya yang terbiasa dilakukan oleh orang Jepang, oleh karena itu sangat sulit dihiangkan.

Ajaran-ajaran yang berperan dalam Harakiri
  1. Ajaran Non-Konfusuisme.
  2. Ajaran Konfusuisme.
  3. Ajaran Zen.
  4. Ajaran Shinto.
Harakiri dilakukn oleh orang jepang bukan tanpa alasan, ada beberapa alasan seperti karena Harga Diri, Malu, Balas Dendam dan Depresi.

Jenis-Jenis Harakiri:
  1. Chugi Bara : seppuku dikarenakan adanya rasa kesetiaan.
  2. Oibara : pengorbanan buuh diri untuk majikannnya.
  3. Junshi : mengikuti majikan/tuannya yang telah mati.
  4. Kanshi : suatu seppuku yang bertujuan untuk mendapat nama baik.
  5. Sokutsushi : penebusan dosa yang dilakukan dengan sppuku.
  6. Munen Bara atau Funshi : seppuku yang disebabkan karena kemarahan.
  7. Seppuku mono ; menyuruh seseorang untuk melakukan seppuku kepada dirinya.
  8. Jigai : bunuh diri yang dilakukan perempuan dengan cara memotong ura lehernya atau menusuk jarum ke ulu hatinya. 
sumber: papers adi, yasa.  

5 komentar:

  1. keren banget postinganx..
    menambah wawasan dan refrensi ttg budaya jepang..

    BalasHapus
  2. sugoi!
    tp penjelasan masing2nya terlalu sedikit.. tambahin donk!
    onegai shimasu!

    BalasHapus
  3. sumber yang lebih jelas tidak dicantumkan ya??

    BalasHapus

Cari Blog Ini